Minggu, 04 November 2012

Perang Dunia II

Perang dunia II

Perang dDunia II, secara resmi mulai berkecamik pada 1 September sampai 14 Agustus 1945. Umumnya dapat dikatakan bahwa peperangan dapat dimulai pada saat penduduk Jerman di Polandia pada 1 September 1939. Meskipun demikian ada yang berpendapat bahwa perang sebenarnya sudah mulai lebih awal, yaitu pada 1 Maret 1937 ketika jepang menduduki Manchuria. Sampai saat ini, perang ini adalah perang yang paling dahsyat pernah terjadi di muka bumi. Kurang lebih 50 juta orang tewas dalam konflik ini.


Lahirnya negara-negara Fasis.

Negara fasis adalah negara yang menjelajahi kekuasaan pemerintah dengan cara diktator sehingga rakyat tidak bebas mengeluarkan pendapat. Sejak semula, fasisme sangat menentang komunisme, sosialisme, dan liberalisme. Fasisme ingin membentuk negara otoriter-tottaliter.
Dalam negara otoriter-totaliter, seluruh aspek ekonomi, sosial dan politik ditentukan oleh suatu partai penguasa. Kaum fasis sangat mengutamakan perang dan disiplin militer. Selain itu, negara fasis mengembangkan perasaan nasionalisme yang sangat berlebihan disertai dengan semangat heroisme di kalangan masyarakat luas. Oleh sebab itu negara-negara fasis sangat agresif. Hal ini merupakan salah satu penyebab pecahnya Perang Dunia II. Adapun negara-negara yang melambangkan paham fasisme, yaitu Italia di bawah Mussolini, Jerman di bawah Hitler, dan di bawah Kaisar Horoito.

Fasisme Italia di bawah Mussolini

Tidak hanya negara yang kalah perang yang mengalami masalah ekonomi dalam negrinya, tetapi negara –negara yang menang perang pun tidak luput dalam krisis tersebut. Italia yang masuk dalam salah satu Blok Skutu pada waktu Perang Dunia I mengalami masalh ekonomi  didalam negrinya sehingga mendorong timbulnya gerakan dari partai yang menentang Raja Victor Immanuel III di bawah pimpinan Bento Mussolini melalui Partai Fasis.
Meskipun Mussolini menganggap kekuasaan pemerintah secara diktator setelah merebutnya dari tangan Raja Victor Immanuel III, ia tidak berhasil memulihkan keadaan ekonomi negara. Dengan demikian, pemerintah memutukan untuk mengalihkan perhatian rakyat dengan perang ke luar neggri, yaitu merebut Abbesinia (Ethopia) pada 1934

Naziisme Jerman di bawah Hitler

Adolf Hitler
Sebagai negara yang kalah dalam perang dunia I, situasi negara Jerman mengalami krisis ekonomi mengakibatkan rakyat tidak lagi mempercayaai pemerintah sehingga mendorong timbulnya partai-partai baru yang lebih bersifat keras, seperti partai Spartacis(komunis), Partai Sosial Demokrat dan partai Nasional Sosialis. Partai terakhir ini disebut National Sozialistische Deuthsche Arbeiter Partei atu NAZI yang di pinpin oleh Adolf Hitler. Kesengsaraan rakyat menurut Hitler di akibatkan karena di akibatkan karena  kalah perang. Orang komunis dan Yahudi disebut sebagai pengacau ekonomi Jerman. Dalam bukunya, Mein Kampf (perjuanganku), Hitler menyatakan bahwa dunia akan baik jika dipimpin oleh orang-orang Jerman sebab orang Jerman ditakdirkan untuk menguasai negara-negara lain. Selama memimpin Jerman, Hitler bertindak sangat diktator. Hitler bercita-cita melaksanakan pemerintahan yang Lebensraum (memperluas ruang hidup).

Militerisme Jepang di bawah Kaisar Hirohito
Kaisar Hirohito
Pada masa kekaisaran Hirohito, perindustrian jepang semakin berkembang dan kehidupan politik bertumpu dengan kuat pada pemerintahan Parlementer. Akan tetapi,memunculkan faktor-faktor baru pada masa itu dapat merusak dan menurunkan wibawa dan pengaruh partai-partai politik, antara lain kehidupan perekonomian bangsa Jepang semakin tidak menentu. Selain itu, kepercayaan rakyat terhadap partai politik semakim merosot karena beberapa skandal di muka umum. Keadaan ini dimanfaatkan oleh kaum ekstrimis dan kaum militer sehingga memperburuk keadaan Jepang saat itu. Bahkan, partai politik digabungkan dan rakyat dipaksa untuk berperang melawan Cina.
Sejarah partai politik Jepang berakhir dengan dihapusnya seluruh partai dan digantikan dengan sebuah gabungan partai nasional yang hanya formalitas saja. Sama halnya dengan fungsi parlemen yang kurang mampu menyumbangkan gagasan atau menyaring berbagai kebijakan dari penguasa. Hal ini pula yang menyebabkan timbulnya perang pasifik pada 1942

Jalannya Perang Dunia II


Jalannya Perang Dunia II




Setelah jerman meluncurkan serangan ke Polandia pada 1 September 1939, tiga hari berikutnya, 3 September 1939 Prancis dan Inggris menyatakan perang terhadap Jerman. Maka, dimulailah Perang Dunia II antara blok Axis (poros) yang di pinpin Jerman dengan Blok Sekutu  yang dipinpin oleh Inggris, dengan politik Lebensraum, pada 9 April 1940 tentara jerman dalam waktu singkat melakukan serangan besar-besaran ke wilayah utara dan berhasil menduduki Denmark dan Norwegia. Pada 10 Mei 1941, pasukan Jerman melakukan serangan pulau ke wilayah barat , yaitu ke negeri Luxenburg, Blanda, Belgia dan selanjutnya mengancam Prancis.
Pada 10 Juni 1940, Italia Jerman terjun ke kancah peperangan dengan memihak Jerman. Akhirnya dengan gempuran-gempuran yang sangat dahsyat dari Jerman dan Italia selama 12 hari, Prancis dapay di taklukkan pada 22 juni 1940. Selanjutnya Jerman mencoba menguasai Inggris. Namun serangan-serangan Jerman, baik angkatan udara maupun laut dapat di patahkan oleh inggris dibawah pimpinan perdana mentri Wiston Churchill. Jerman dan Italia kemudian menduduki daerah Bhalkan dan mendapat perlawanan sengit dari pasukan partisan Yugoslavia di bawah pimpinan Joseph Broz Tito.
Pada 22 Juni 1941, Jerman memulai serangan-serangan ke arah Timur, yaitu Rusia. Serangan-serangan tersebut berhasil dengan gemilang sehingga negara-negara sekutu dalam posisi bertahan. Namun pada musim dingin 1944,pasukan rusia dapat memukul mundur pasukanjerman dengan menerobos jauh ke arah Polandia, Rumania, Yugoslavia, Hongaria sehingga dapat mengusir pasukan Jerman dari daerah Bhalkan.
Di fasifik, jepang telah memulai Perang Asia Timur Raya dengan melakukan pemboman terhadap pangkalan militer Amerika di pearl Harbour, Hawai pada 7 Desember 1941. Keesokan harinya, Amerika menyatakan perang dengan Jepang dengan negara poros lainnya. Dalam waktu 100 hari, Jepang berhasil  merebut koloni Inggris di Malaya dan Bruma, koloni Amerika Filiphina, koloni Belanda di Indonesia, dan sejumlah pulau Pasifik. Untuk membalas serangan Jepang, sekutu menyusun strategi dengan melakukan taktik “ loncat katak”. Strategi ini di pinpin oleh Jendral Douglas MacArthur dan laksamana Chester Nimittz.


Pada 7 mei 1942, sekutu berhasil menghancurkan tentara Jepang di laut Karang dekat Papua. Setelah itu, pada 1945, sekutu berhasil merebut Filipina dan Indocina. Tentara jepang akhirnya menyerah pada sekutu pada 15 Agustus 1945 setelah sebelumnya Hirosima dan nagasaki dibom atom pada 6 dan 9 Agustus 1945.
Sebelumnya, pasukan Sekutu di bawah pimpinan Montgomery pada tanggal 23 Oktober 1942 mendapat kemenangan dalam Perang  El-Alamein di Afrika Utara. Disusul oleh kemenangan Amerika di Aljazair, Inggris-Amerika di Silsilia dan Italia Utara. Adapun, di Italia serangan sekutu mendapat perlawanan sengit dari pasukan Jerman, namun pada 3 September 1943 Italia akhirnya dapat di taklukkan.

Pad 6 Juni 1944, jendral Eisenhower memimpin pasukan sekutu untuk menyerang Jerman yang menguasai Prancis di Norwegia, Normandia, dan Prancis Selatan. Serangan-serangan itu berhasil dilancarkan dengan direbutnya Prancis pada 24 September 1944.
Pada awal 1945, pasukan Sekutu melancarkan serangan langsung ke wilayah jerman dengan menghancurkan pusat-pusat industri Jerman dan berhasil menduduki kota Berlin. Pasukan Jerman terdesak. Pada 7 Mei 1945, jerman akhirnya menyerah kepada sekutu. Dengan menyerahnya Jerman dan jepang kepada Sekutu, berakhirlah perang Dunia II. Kekalahan yang di alami pada Perang Dunia I terulang kembali oleh Jerman dan Italia.
Akhir Perang Dunia II, ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Postdam antara Jepang dengan Jerman dan Sekutu pada 17 Juli – 2 Agustus 1945 dan perjanjian San fransisko pada 8 September 1951 dan perjanjia Fransisco pada 8 September 1951 antara Jepang dan Sekutu. Pihak yang kalah perang harus ganti rugi perang, pembagian wilayah, pembagian daerah-daerah yang di rebut  pada Perang Dunia II. Selain itu, mereka bertindak sebagai otak Perang Dunia II dinyatakan sebagai penjahat  perang diadili di depan Mahkamah Internasional.

Perang Dingin

Perang Dingin 
 

Istilah “Perang Dingin” diperkenalkan pada tahun 1947 oleh Bernard Baruch dan Walter Lippman dari Amerika Serikat untuk menggambarkan hubungan yang terjadi di antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Seperti yang duniabaca.com pelajari dari wikipedia, Perang Dingin (1947-1991) adalah sebutan bagi sebuah periode di mana terjadi konflik, ketegangan, dan kompetisi antara Amerika Serikat (beserta sekutunya disebut Blok Barat) dan Uni Soviet (beserta sekutunya disebut Blok Timur) yang terjadi antara tahun 1947—1991. Persaingan keduanya terjadi di berbagai bidang: koalisi militer; ideologi, psikologi, dan tilik sandi; militer, industri, dan pengembangan teknologi; pertahanan; perlombaan nuklir dan persenjataan; dan banyak lagi. Ditakutkan bahwa perang ini akan berakhir dengan perang nuklir, yang akhirnya tidak terjadi.
Penyebab dan Proses Awal Mula Terjadinya Perang Dingin
Perang Dingin antara Amerika Serikat (USA) dan sekutu-sekutunya di satu pihak dan Uni Soviet (USSR) serta kawan-kawannya di pihak lain berawal dari masalah penyelesaian Perang Dunia II (PD II). Dalam PD II tersebut, USA dan USSR berada dala satu Sekutu dan memenangkan perang terhadap Jerman, Italia, dan Jepang.
Ternyata, kemenangan total Sekutu tersebut tidak diikuti dengan terciptanya perdamaian sejati. Persekutuan USA dan USSR ditandai dengan perbedaan ideologi yang kontras antara kapitalis-liberalis dan komunis. Keduanya berseteru setelah perang melawan Hitler, Musolini, dan kawan-kawan berakhir. Konferensi antara Stalin (USSR), Roosevelt (USA) dan Churchill (Inggris) yang dikenal dengan The Big Three atau Tiga Besar yang diselenggarakan di kota Iran, Teheran (Konferensi Teheran), pada November 1943, merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian-kejadian berikutnya. Dalam konferensi tersebut, mereka menyatakan untuk menghancurkan Jerman dan berusaha mencari strategi militer terbaik.
Pada Konferensi pasca perang di Postdam (Juli 1945), perbedaan yang berlangsung lama mengenai Eropa Timur, akhirnya muncul kembal lebih jelas, Presiden USA, Harry S. Truman, memiliki kebijaksanaan berbeda dengan pendahulunya. Dia menginginkan diselenggarakannya pemilu yang bebas di seluruh negara-negara di Eropa Timur. Stalin menolak usulan tersebut dengan mengatakan “Sebuah pemerintahan yang dipilih secara bebas di Eropa Timur akan membentuk pemerintahan anti Uni Soviet dan kami tidak akan mengizinkannya.”
Perbedaan pandangan antara Uni Soviet dan USA dalam Konferensi Posdam tersebut dianggap sebagai kunci asal mula Perang Dingin. Sikap orang-orang Amerika Serikat yang dipengaruhi oleh “perang suci” terhadap Hitler dan pandangan politik di Amerika yang diperngaruhi oleh jutaan pemilih dari negara-negara Eropa Timur, menginginkan diadakannya pemilu yang bebas di negara-negara yang telah diduduki oleh Uni Soviet. Di pihak lain, Stalin, yang merasakan dan menyaksikan sendiri negerinya hancur akibat dua serangan raksasa pasukan Nazi Jerman menginginkan keamanan militer yang total dari Jerman dan sekutu-sekutu potensialnya di Eropa Timur untuk selamanya. Stalin percaya bahwa hanya negara-negara komunis yang dapat menjadi sekutu sejati bagi Uni Soviet Oleh karena itu, Stalin khawatir bahwa pemilu yang bebas akan menghasilkan pemerintahan yang bermusuhan dengan USSR di perbatasan sebelah barat. Sejak pasukan Stalin menduduki negara-negara timur, Stalin merasa harus konsisten dengan keyakinannya.
Jawaban USA terhadap konsep keamanan Stalin, yang tampaknya berlebihan, mulai terlihat. Pada Mei 1945, sebelum diselenggarakan konferensi Postdam, Truman mengusulkan dihentikannya semua bantuan ke USSR. Pada Oktober 1945, Truman menyatakan bahwa USA tidak akan mengakui suatu pemerintahan yang didirikan dengan paksa dan tidak mengabaikan aspirasi politik rakyatnya.
Pada Maret 1946, mantan PM Inggris, Churchill, ketika mengunjungi USA, menyatakan di depan publik Amerika bahwa “tirai besi” telah digelar diseluruh daratan Eropa dengan membagi Jerman dan Eropa ke dalam dua kubu yang saling berlawanan. Segera setelah itu muncul kembali sikap emosional dan sikap mencela orang Amerika terhadap Stalin serta Uni Soviet. Sikap tersebut kemudian menjadi bagian dari kehidupan politik Amerika di era Perang Dingin. USA sendiri meresponnya dengan melakukan mobilisasi di berbagai bidang dengan cepat.
Agen-agen rahasia Stalin diseluruh dunia memanaskan situasi dengan mengungkapkan pentingnya “perjuangan ideologi melwan imperialisme kapitalis.” Partai Komunis besar dan terorganisasi dengan baik di Italia dan Prancis mengungkapkan rencana Amerika Serikat untuk mengambil alih Eropa dan dengan agresif menentang pemerintahan mereka melalui cara-cara kekerasan dan pemogokan. Uni Soviet juga melakukan tekanan terhadap Iran dan Turki yang terlalu pro Amerika. Perang sipil yang disponsori USA juga terjadi di Yunani dan Cina. Sejak musim semi 1947, di mata Amerika, Uni Soviet telah berusaha mengeskpor komunisme dan melakukan kegiatan sebversi ke negara-negara Eropa Barat.
Untuk menyikapi USSR, Amerika melalui Doktrin Presiden Truman melaksanakan politik containing atau pengepungan terhadap komunisme di kawasan yang sudah dikuasai oleh Tentara Merah. Truman meminta kepada Kongres USA untuk mengirimkan bantuan militer ke Yunani dan Turki. Agar negara-negara Barat tidak jatuh ke tangan komunis, USA juga menawarkan program bantuan kepada negara-negara Eropa melalui Marshall Plan.
Stalin menolak program bantuan Marshall Plan bagi semua negara-negara Eropa Timur. Sebagai jawaban terhadap rencana tersebut, Stalin segera membersihkan unsur-unsur nonkomunis dalam tubuh pemerintahan Eropa Timur dengan membentuk sistem Pemerintahan Soviet, satu partai diktator komunis. Pendudukan Cekoslovakia pada Februari 1948, merupakan jawaban Uni Soviet terhadap sikap USA.
Pendudukan tersebut menimbulkan kekhawatiran terhadap semakin berkembangnya komunisme di Eropa yang dimulai dari negara-negara Eropa Timur dan Jerman. Ketika Stalin memblokade semua lalu lintasbarang dab manusia dari zone pendudukan Barat di Jerman ke Berlin Barat, Sekutu meresponya degan melakukan “jembatan udara”, mendrop bahan makanan dengan pesawat terbang ke Berlin Barat. Selama 324 hari “jembatan udara” mengangkut berton-ton bahan makanan ke Berlin sebagai bentuk pelaksanaan politik cotaining.
Pada 4 April 1949, Amerika Serikat berhasil membujuk negara-negara Eropa Barat untuk menandatangani pendirian suatu pakta pertahanan yang dikenal dengan nama North Atlantic Treaty Organization(NATO) atau Organisasi Pertahanan Atlantik Utara. Anggotanya terdiri atas Inggris, Irlandia, Islandia, Norwegia, Denmark, Belgia, Belanda, Luxemburg, Prancis, Portugal dan Kanada serta Amerika Serikat. Segera setelah itu pada 1955, Uni Soviet juga mengikat negara-negara satelitnya di Eropa Timur yang berhaluan komunis dalam Pakta Warsawa. Anggotanya terdiri atas Unis Soviet, Albania, Bulgaria, Cekoslovakia, Jerman Timur, Hongaria, Polandia dan Rumania. Dengan adanya pakta petahanan, kedua pemimpin blok militer berlomba-lomba saling mengembangkan senjata, memata-matai dan mempertahankan pegaruhnya bersama sekutunya masing-masing yang sengaja ditujukan untuk menghadapi ancaman NATO.
(Sumber: terbentuknyaaliansi-aliansididunia.blogspot.com)

Latar belakang Terjadinya perang dunia II


Latar belakang Terjadinya perang dunia II

Keadaan di benua Eropa pasca Perang Dunia I hanya berlangsung tidak lebih dari 15 tahun. Pada periode 1930-an keadaan politik dunia kembali memanas menyerupai kondisi politik pada 1900-1912, sebelum meletusnya perang dunia I. Maka negara-negara yang pernah terlibat dalam perang dunia I segera mempersiapkan diri untuk menghadapi perang yang mungkin terjadi yang lebih dahsyat dari perang yang sebelumnya.


Politik revanche idea (semangat membalas) terus di kembangkan dan dihembus oleh negara-negara yang kalah dalam perang dunia I. Selain itu munculnya negara Fasis seperti Jerman, Italia dan Jepang merupakan salah satu penyebab meletusnya perang dunia II. Oleh karena itu, banyak orang mengatakan bahwa Perang Dunia II merupakan kelanjutan dari Perang Dunia I.
Pada hakikatnya, latar belakang perang dunia II sama dengan perang dunia I, yakni terbagi atas sebab umum dan sebab khusus. Sebab umum melatar belakangi berkecamuknya politik dunia pasca Perang Dunia I. 

Sebab umum

Kegagalan Liga Bangsa-Bangsa (LBB)
LBB yang di haraapkan dapat menjadi suatu lembaga yang dapat menciptakan perdamaian dunia, ternyata tidak menjalankan perannya dengan baik. Seperti pada 1935,ketika mencegah agresi itu. Oleh karena itu dalam waktu setahun italia dapat menguasai Ethopia.

Perlombaan senjata
Industri angkatan perang berkembang dengan pesat karena mendapat dukungan dari keuangan negara. Sebagian besar anggaran belanja negara di tujukan untuk bidang industri agar dapat membangun kembali industri yang telah hancur pada Perang Dunia I. Tiap-tiap negara berusaha saling mengungguli lawan-lawan mereka dengan melengkapi persenjataan. Curiga mencurigai diantara sesama negara Eropa sering muncul sehingga menyebabkan masing-masing negara menyiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan adanya serangan dari negara-negara lain.

Persekutuan dan pertentangan paham

Berkembangnya berbagai paham setelah Perang Dunia I telah menjadikan negara-negara eropa membentuk persekutuan-persekutuan berdasarkan kepentingan idiologi yang berkembang di negara masing-masing. Menjelang Perang Dunia II, terdapat tiga paham yang saling bertentangan, yaitu komunis yang dipinpin oleh Rusia (Blok Komunis), paham Fasis oleh Jerman dan Italia (Blok Fasis) serta paham Demokrasi dan Liberal yang di pinpin oleh Amerika Serikat, Inggris dan Prancis (Blok Demokrasi).
Terjadinya blok-blok ini sebagai akibat dari timbulnya politik mencari kawan yang sepaham dan seperjuangan(Aliansi).  Dari sinilah muncul saling kecurigaan di antar negara-negara Besar di Eropa. Di barat, termasuk Jerman dan Italia mencurigai Komunisme Rusia. Selanjutnya Rusia dan sekutunya mencurigai Fasisme di Italia dan Nazisme yang berkembang pesat di Jerman. Ketegangan di antara negara-negara tersebut mulai menghangat dan masing-masing pihak memperkuat dan mencari dukungan dari negara lain. 


Sebab Khusus

Pearl Harbour, di Bom oleh Angkatan perang jepang
Sebab khusus yang memicu meletusnya Perang Dunia II adalah serangan Jerman atas Polandia pada 1 September 1939. Serangan yang dilancarkan Jerman ini telah mengawali pertempuran dunia di front Eropa. Sedangkan sebab khusus yang mengawali Perang Dunia II di kawasan Asia Fasifik adalah pemboman pangkalan angkatan laut Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawai oleh Jepang pada 7 Desember 1941. Pemboman ini telah mengawali bekobarnya Perang Pasifik atau Perang Asia Timur Raya.

Dampak Perang Dunia II

Dampak Perang Dunia II


  • Bidang Politik 
    • Munculnya dua kekuatan besar dunia (adikuasa atau super power), yakni Amerika Serikat dengan ideologi Demokrasi Liberalnya (liberalisme), dan Uni Soviet dengan ideologi komunisnya.
    • Terjadi persaingan di antara kedua ideologi yang berbeda berakibat munculnya perang dingin (cold war). Namun perang dingin ini sudah pudar bahkan berakhir setelah Uni Soviet terpecah pada 1991 menjadi Commonwealth of Independent State (CIS). Pada masa perang dingin ini kedua kekuatan mencoba mempengaruhi negara-negara sepaham untuk membentuk aliansi (persekutuan), seperti North Atlantic Treaty Organization (NATO), yaitu fakta pertahanan Amerika Serikat bersama negara-negara Eropa Barat. Adapun aliansi bentukan Uni Soviet adalah Pakta Warsawa, yaitu pertahanan Uni Soviet bersama negara- negara Eropa Timur,
    • Munculnya negara-negara merdeka di Asia, seperti Indonesia, Filipina, India, Pakistan dan Srilanka.
  • Bidang Ekonomi
    Setelah Perang Dunia II berakhir, perekonomian dunia mengalami kekacauan sehingga Amerika Serikat katakutan pihak komunis akan mempengaruhi negara-negara yang sedang kesulitan. Untuk itu, Amerika Serikat memberikan bantuan (kredit) bagi negara-negara Eropa yang hancur akibat Perang Dunia II. Misalnya melalui program Marshall Plan 1947. Akibatnya, paham komunis dapat dibendung di wilayah Eropa Barat. Selain itu, negara Jerman dan Jepang muncul sebagai negara industri besar setelah mendapat bantuan dari Amerika Serikat.
  • Bidang Sosial
    Munculnya keinginan yang kuat dari sebagian negara di dunia untuk menciptakan perdamaian abadi. Dari tekad inilah muncul lembaga internasional yang berwibawa dalam melakukan perdamaian, yaitu Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1945. Adapun para pelopor pendiri PBB ialah Franklin Delano Roosevelt (AS), Winston Churchill (Inggris) dan Josef Stalin (Uni Soviet).